Mengetahui Teori-Teori Warna
Menurut kejadiannya warna dibagi menjadi dua, yaitu warna additive dan subtractive. Warna additive adalah warna yang berasal dari cahaya dan disebut spectrum. Sedangkan Warna subtractive adalah warna yang berasal dari bahan dan disebut pigmen. Warna pokok additive adalah merah (Red), hijau (Green), biru (Blue), dalam komputer disebut model warna RGB. Warna pokok subtractive adalah Sian (Cyan), Magenta, dan Kuning (Yellow), dalam komputer disebut model warna CMY
Warna subtractive
CMYK singkatan dari Cyan, Magenta, Yellow, dan Black. Empat warna inilah yang paling sering digunakan dalam format pencetakan. Mengapa huruf “K”, dan bukan “B” untuk mewakili Black? Karena “B” sudah dipakai Blue dalam format RGB (Red Green Blue).
CMYK merupakan metode warna berdasarkan pigmen atau zat warna. Beragam warna lain bisa dihasilkan dari penggunaan empat warna ini. Sayangnya, CMYK tidak mampu menghasilkan warna sebanyak pada RGB. Itulah sebabnya pencampuran kuning-hijau terlihat sedikit keruh saat dicetak.
Warna pokok additive
RGB merupakan metode warna berdasar cahaya. Televisi dan monitor komputer menggunakannya. Dengan mengombinasi tiga warna ini, banyak warna lain bisa dihasilkan. Perlu diingat, bila Anda mengolah gambar dalam mode RGB, Anda harus mengubahnya ke mode CMYK sebelum mencetak.
Warna Primer dan Sekunder
Warna Tersier yaitu warna yang berasal dari penggabungan warna. Anda dapat menggunakan schema wheels untuk melihat konsep warna primer dan sekunder. Dengan menggabungkan antara warna primer dan sekunder, Anda dapat memperoleh warna tersier.
Umumnya warna pada wheel schema di bagi dua jenis warna yaitu warna panas (hot color) dan warna dingin (cold color)
Color Hormony
Setiap warna – baik itu primer, sekunder, tersier – mampu memberikan efek yang berbeda-beda terhadap psikologis seseorang. Oleh karena itu, tidak ada salahnya menyimak infomasi yang sangat menarik mengenai psikologi warna.
PSIKOLOGI WARNA
Jika kita merasa tenang berada di suatu ruang tertentu, artinya ruang tersebut dapatmenciptakan mood yang tepat dengan suasana hati Anda. Sebaliknya, pernahkan Andamerasa jenuh atau perasaan tak menentu saat berada di suatu ruangan?
Apakah beda warna maka suasana hati Anda berbeda pula? Mungkin itu karena warna
mempengaruhi suasana hati Anda.
Ya, warna-warni memiliki efek psikologis. Kemampuan warna menciptakan impresi,mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Efeknya berpengaruh terhadap pikiran, emosi,tubuh, dan keseimbangan. Secara psikologis, warna dapat mempengaruhi kelakuan.Sebagaimana diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang warna, warnamemegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknyakita akan bermacam-macam benda.
Dari pemahaman di atas dapat dijelaskan bahwa warna, selain dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, memberikan kesan tertentu, dan turutmenentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda.
Ahli fisiologi dan psikologi menjelaskan ada empat warna
primer : merah, hijau, kuning
dan biru. Walaupun tidak diketahui secara pasti mengapa orang-orang menyukai warna
dan kombinasi warna tertentu. Tetapi yang jelas, setiap warna mempunyai karakter atausifat yang berbeda-beda.
Penggunaan warna telah dimanfaatkan secara luas dalam bidangindustri dan desain.
Warna dan Kebudayaan
Warna terkadang diartikan berbeda dalam berbagai masyarakat dan kebudayaan.
Sebagaicontoh, bagi masyarakat barat, putih memiliki makna suci.
Itu sebabnya pengantinmemakai busana berwarna putih.
Sementara bagi masyarakat China, putih melambangkan duka dan kematian.
Masyarakat China justru sebaliknya,menggunakanbaju pengantin berwarna merah dan emas, yang bermakna keberuntungan.
Di dalam sejarah China, warna hijau adalah warna perempuan.
Lain dengan budaya
Muslim,
yang menganggap warna hijau adalah warna yang suci.
Walau dalam berbagai masyarakat, berbagai warna dimaknai berbeda-beda dan dapatberubah selama bertahun-tahun,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar